KORUPSI MENJADI HAMBATAN INDONESIA UNTUK MAJU
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia harus meningkatkan daya saing dan infrastruktur agar dapat berkembang, selain itu korupsi dan pembiayaan masih menjadi hambatan yang paling berpengaruh terhadap perkembangan Indonesia. Agar daya saing meningkat, bisa dilakukan dengan menghilangkan hambatan birokrasi pemerintah, memberantas korupsi, dan membangun infrastruktur. Ketiga hal itu merupakan sumber ekonomi biaya tinggi yang menghambat Indonesia dalam meningkatkan daya saing.
2. RUMUSAN MASALAH
Peranan pemerintah dalam meningkatkan daya saing?
BAB II
PEMBAHASAN
Media Indonesia, kamis 28 oktober 2010.
Indonesia harus meningkatkan daya saing dan infrastruktur untuk sejajar dengan kelompok negara berkembang paling berpengaruh yang tergabung dalam BRIC (Brasil, Rusia, India, dan China). Selama ini dua faktor tersebut menjadi penghambat bagi Indonesia untuk bisa maju.
"Inefisiensi birokrasi pemerintah, korupsi, dan infrastruktur masih menjadi hambatan bagi Indonesia. Di BRIC, hambatan terbesar juga terdapat pada akses pembiayaan," ungkap pengamat ekonomi Mirza Adityaswara di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, agar daya saing meningkat, bisa dilakukan dengan menghilangkan hambatan birokrasi pemerintah, memberantas korupsi, dan membangun infrastruktur. Ketiga hal itu merupakan sumber ekonomi biaya tinggi yang menghambat Indonesia dalam meningkatkan daya saing.
Bila hambatan tersebut bisa diatasi, Indonesia bersama BRIC akan memiliki 45% dari total populasi dunia. Selain itu, BRIC dan Indonesia (BRICI) akan menguasai 27% dari total produk domestik bruto (PDB) dunia. Kelompok ini akan memiliki sumber daya alam yang besar, seperti tambang dan pangan.
Bila terealisasi, BRICI bisa menjadi penyeimbang kelompok negara kaya (rich man's club) atau lebih dikenal sebagai OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development). Indonesia sebagai anggotanya bisa menjadi mesin penggerak ekonomi dunia. Status ini biasanya dikuasai negara maju yang hingga kini masih dilanda krisis.
Hal itu dibenarkan Wakil Di rektur Utama PT Bank Mandiri Tbk Riswinandi. Menurutnya, Indonesia memiliki karakteristik sama dengan kelompok BRIC secara kapasitas ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi di atas 5% per tahun membuat Indonesia layak disejajarkan dengan BRIC.
“Indonesia akan masuk ke BRIC dengan menambahkan I ke akronim tersebut menjadi BRICI.” Riswinandi menambahkan, perbankan termasuk Bank Man diri berkepentingan agar Indonesia terus tumbuh dan masuk dalam jajaran BRIC. Dengan pertumbuhan itu, perusahaan-perusahaan Indonesia, termasuk bank akan semakin kompetitif di Asia Tenggara.
Untuk itu, BUMN tersebut akan mengundang Prof Xavier Sala-i-Martin ke Jakarta pada 2
ri November mendatang, untuk a, menyampaikan konsep peninge katan daya saing Indonesia se k hingga bisa bersanding dengan i. BRIC. Prov Xavier-Sala-i-Martin s adalah Chief Advisor The Glo bal Competitiveness Network di n World Economic Forum.
Adapun pertumbuhan e ekonomi Indonesia tahun ini n diperkirakan akan mencapai di 6,0%. Artinya, lebih cepat da ripada pertumbuhan ekonomi n, Rusia yang bisa tumbuh se k besar 4,3%. Adapun realisasi r nominal PDB per kapita Indo n nesia (berdasarkan purchasing e power parity/PPP) pada 2009 berada pada kisaran US$3.900 a, atau lebih baik daripada India n yang hanya US$2.900.
Tantangan pertama Tantangan pertama untuk 2 masuk BRIC ialah menjaga sistem keuangan dari serbuan dana asing. Itu pernah dialami China, Brasil, Rusia, dan India.
Indonesia harus bisa memanfaatkan serbuan dana asing untuk menjadi bahan bakar pertumbuhan ekonomi yang aman.
Untuk itu, menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution, pemerintah harus mendorong BUMN dan swasta untuk menerbitkan instrumen keuangan.
Dengan demikian, mereka bisa memanfaatkan derasnya arus modal asing yang masuk ke Indonesia.
"Tujuan kita selama ini adalah mengurangi kecepatan capital inflow yang terlalu spekulatif, tetapi itu tidak cukup. Seharusnya kita bisa memanfaatkan dana itu dengan menerbitkan instrumen-instrumen keuangan dari swasta dan BUMN,” kata Darmin di Bandung, kemarin.
Penerbitan instrumen keuangan itu, menurutnya, bisa melalui penawaran saham umum perdana (go public), penjualan saham terbatas, penerbitan obligasi untuk infrastruktur, dan sebagainya sehingga dana asing bisa memberi manfaat bagi perusahaan.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Inefisiensi birokrasi pemerintah, korupsi dan infrastruktur masih jadi penghambat bagi Indonesia, Bila hambatan tersebut bisa diatasi, Indonesia bersama BRIC akan memiliki 45% dari total populasi dunia. Selain itu, BRIC dan Indonesia (BRICI) akan menguasai 27% dari total produk domestik bruto (PDB) dunia. Kelompok ini akan memiliki sumber daya alam yang besar, seperti tambang dan pangan.
2. SARAN
Dalam hal ini pemerintah harus bertindak tegas dalam mengatasi korupsi agar dapat menuingkatkan daya saing dan meningkatkan infrastruktur agar mampu berkembang dan memiliki daya saing.
Sumber : media Indonesia 28 oktober 2010 halaman 17 …